Kamis, 11 April 2019


Paper Ekonomi Sumberdaya Hutan                                                            Medan, 12 April 2019
KLASIFIKASI DAN JENIS PEMANFAATAN SAGU
(Metroxylon sp.)

Dosen Penanggung Jawab:
Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si.
Oleh :
Izhar Ilyas Hasibuan
151201018
Hut 4D











Description: Logo_USU.png




                                                                                                                                                   


PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih-Nya memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan, dan kesempatan sehingga saya mampu menyelesaikan Paper Ekonomi Sumberdaya Hutan ini.
Paper yang berjudul “Klasifikasi Jenis dan Pemanfaatan Sagu
(Metroxylon sp.)
ini dimaksudkan adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Sumberdaya Hutan sekaligus sebagai syarat maengikuti mata kuliah ini.
Dalam proses pembuatan paper ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si selaku dosen pembimbing, serta kepada kedua orang tua yang memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak dalam upaya untuk memperbaiki isi laporan ini akan sangat penulis hargaiSemoga tulisan ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya


Medan, 12 April 2019
                                               

Penulis













DAFTAR ISI
         Halaman
KATA PENGANTAR .........................................................................................  
DAFTAR ISI ........................................................................................................  
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................
1.3. Tujuan ...............................................................................................
BAB II ISI
2.1. Potensi dan Penyebaran Pohon Aren ................................................
2.2. Klasifikasi dan Morfologi Pohon Aren ............................................
2.3. Pemanfaatan Pohon Aren ..................................................................
2.4.  Usaha dan Pengelolaan Pohon Aren .................................................
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .......................................................................................  
DAFTAR PUSTAKA





















BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Sumberdaya hutan (SDH) Indonesia menghasilkan berbagai manfaat yang dapat dirasakan pada tingkatan lokal, nasional, maupun global. Manfaat tersebut terdiri atas manfaat nyata yang terukur (tangible) berupa hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu seperti rotan, bambu, damar dan lain-lain, serta manfaat tidak terukur (intangible) berupa manfaat perlindungan lingkungan, keragaman genetik dan lain-lain. Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai secara rendah sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi SDH yang berlebih.Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami nilai dari berbagai manfaat SDH secara komperehensif.Untuk memahami manfaat dari SDH tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dihasilkan SDH ini.Penilaian sendiri merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu barang atau jasa untuk kepentingan manusia.
Analisis ekonomi SDH dapat diketahui apa yang diusahakan, berapa jumlahnya, kapan ditanam dan kapan dipanen serta berapa harga jual sehingga pengelolaan hutan dapat menguntungkan dan berkesinambungan. Pertimbangan-pertimbangan ekonomi tidak hanya pada kegiatan pemanfaatan hasil hutan, tetapi juga berlaku untuk kegiatan konservasi dan rehabilitasi hutan dalam upaya meningkatkan jasa lingkungan dari hutan.Pada dasarnya ekonomi summberdaya hutan tidak berbeda dengan ilmu pengetahuan ekonomi pada umummnya, karena sumberdaya hutan mengandung sifat - sifat khas sehingga dipandang dapat dipahami kalau dipelajari sebagai subjek pengetahuan tersendiri.Ekonomi SDH adalah suatu bidang penerapan alat-alat analisis ekonomi terhadap persoalan produksi, permintaan, penawaran, biaya produksi, penentuan harga termasuk dalam kajian ekonomi mikro dan masalah kesejahteraan masyarakat (kesempatan kerja, pendapatan produk domestik dan pertumbuhan ekonomi) yang termasuk dalam kajian ekonomi makro.Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam melakukan pilihan dari berbagai alternatif. Dengan demikian Ekonomi sumberdaya hutan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam memanfaatkan sumberdaya hutan, sehingga fungsinya dapat dipertahankan dan ditingkatkan dalam jangka panjang.
Sumberdaya alam mempunyai peran penting dalam kelangsungan hidup manusia.Sumber daya alam terdapat dimana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan tanah, udara dan lain sebagainya contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan hewan, dan banyak lagi lainnya.Pengelolaan terhadap sumberdaya alam harus sangat bijaksana.Karena diperlukan waktu yang cukup lama untuk bisa memulihkan kembali apabila telah terjadi kerusakan/kepunahan. Pengelolaan secara bijaksana yaitu pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya yang optimal dan berwawasan lingkungan agar sumberdaya alam yang ada tetap lestari.
Manfaat SDH sendiri tidak semuanya memiliki harga pasar, sehingga perlu digunakan pendekatan-pendekatan untuk mengkuantifikasi nilai ekonomi SDH dalam satuan moneter.Sebagai contoh manfaat hutan dalam menyerap karbon, dan manfaat ekologis serta lingkungan lainnya.Karena sifatnya yang non market tersebut menyebabkan banyak manfaat SDH belum dinilai secara memuaskan dalam perhitungan ekonomi. Tetapi saat ini, kepedulian akan pentingnya manfaat lingkungan semakin meningkat dengan melihat kondisi SDA yang semakin terdegradasi. Untuk itu dikembangkan berbagai metode dan teknik penilaian manfaat SDH, baik untuk manfaat SDH yang memiliki harga pasar ataupun tidak, dalam satuan moneter.
1.2.  Rumusan Masalah
1.     Bagaimana Pertumbuhan Tanaman Sagu?
2.     Bagaimana Penanaman Sagu?
3.     Bagaimana Potensi Tanaman Sagu?
4.     Apa Saja Pemanfaatan Tanaman Sagu?
1.3.  Tujuan
1.     Untuk Mengetahui Pertumbuhan Tanman Sagu
2.     Untuk Mengetahui Penanaman Sagu
3.     Untuk Mengetahui Potensi Tanaman Sagu
4.     Untuk Mengetahui Pemanfaatan Tanaman Sagu
BAB II
ISI
2.1. Pertumbuhan Tanaman Sagu
Tanaman sagu merupakan tanaman yang berkembangbiak dengan meng-hasilkan anakan. Dalam satu indukan tanaman sagu mampu menghasilkan anakan yang cukup banyak. Pada umur 4-5 tahun, anakan sagu mulai membentuk batang, kemudian pada sekitar batang bagian bawah tumbuh tunas-tunas yang berkembang menjadi anakan (sucker). Pada kondisi tanaman yang baik setiap 3-4 tahun dua anakan akan berkembang menjadi pohon. Seperti tumbuhan pada umumnya, tanaman sagu melewati periode per-tumbuhan vegetatif dan generatif. Periode vegetatif diawali dengan fase pertumbuhan anakan atau semaian, selanjutnya memasuki fase sapihan yaitu telah muncul sistem perakaran pada anakannya. 
Fase selanjutnya adalah fase pertumbuhan yang biasa disebut dengan fase tiang yaitu anakan telah tumbuh mandiri dan telah membentuk pelepah daun yang keras. Setelah melewati fase tiang, tanaman sagu mulai membentuk batang, fase tersebut dinamakan fase pohon. Pada fase pohon tanaman sagu telah memiliki tinggi >5 m.
Fase pohon menjadi batas antara periode vegetatif dengan periode generatif. Pada awal periode generatif dimulai dengan fase masak tebang, selanjutnya tanaman sagu akan melalui fase putus duri, yang pada saat tersebut sebagian duri pada pelepah daun telah lenyap. Fase berikutnya adalah fase daun pendek “maputi”. 
Pada fase tersebut tanaman sagu sudah siap untuk dipanen batangnya. Beberapa fase berikutnya adalah fase jantung “maputi masa”, sirih buah, dan terakhir fase lewat masak tebang, yang pada saat tersebut tanaman sagu melewati masa pembentukan bunga hingga berbuah dan mati.

2.2. Penanaman Sagu

Penanaman sagu dilapangan sebelumnya telah melalui proses persemaian terlebih dahulu. Persemaian dilakukan selama 3 bulan dan dilakukan di kanal dengan menggunakan rakit yang terbuat dari pelepah sagu atu rangka bambu. Sebelum dilakukan persemaian, bibit sagu dipangkas daunnya terlebih dahulu dengan ke-tinggian pangkas 30-50 cm dari banir (bonggol). 

Fungsi dari pemangkasan adalah agar evaporasi dapat ditekan dan untuk mempercepat pemunculan calon tunas pertama yang selanjutnya akan menjadi daun. Selain itu bibit perlu dicelupkan kedalam larutan fungisida untuk mencegah timbulnya cendawan selama persemaian. 

Setelah 3 bulan dipersemaian bibit diangkut dan dipindahkan ke lapangan tempat dilakukanya penanaman. Pada penanaman dilapangan, terlebih dahulu di-lakukan pengajiran hal ini dimaksud untuk menandai tempat dibuatnya lubang tanam beserta penentuan jarak tanam. Jarak tanam antar ajir 10 m x 10 m bila pada kebun diusahakan sistem tanam monokultur, tetapi bila diusahakan dengan tumpang sari jarak tanam yang digunakan antar ajir 10 m x 15 m.

Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm, tetapi kedalaman lubang tanam yang ideal adalah ketika lubang tanam telah menncapai permukaan air tanah. Dalam maksimum dari lubang tanam yang dibuat ± 60 cm. 

Bibit sagu segera ditanam setelah selesai pembuatan lubang, pada bagian rhizome yang dipotong harus ditutup dengan tanah agar tidak terkena serangan hama dan penyakit. Daun yang baru tumbuh juga pucuk daun dipotong agar tidak terjadi kerusakan atau patah. Abut yang telah ditanam diberikan dua potong kayu yang berfungsi sebagai penguat abut agar tidak hanyut bila terjadi penggenangan. 

2.3. Potensi Tanaman Sagu

Indonesia merupakan negara yang dianugerahi Tuhan dengan kekayaan sumber daya alam yang menopang kehidupan masyarakatnya, mulai dari kekayaan bahari hingga kekayaan hutan yang tak terbendung banyaknya. Persoalaan yang muncul hanyalah pada sumber daya pengelolaan kekayaan tersebut hingga menjadi sesuatu yang bermanfaat. Salah satu dari kekayaan hutan Indonesia yang cukup signifikan yakni tanaman sagu (Metroxylon). Mengapa sagu termasuk kekayaan Indonesia ? Sebab, dari total area hutan sagu di dunia, Indonesia memiliki satu juta hektar hutan sagu yang tersebar di beberapa provinsi di indonesia. Sebaran lahan pohon sagu terbesar di Indonesia terdapat di beberapa wilayah yaitu Papua, Maluku, Riau, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
Potensi luas areal sagu di Indonesia, berkisar 1,128 juta ha atau 51,3% dari 2,201 juta ha areal sagu dunia, Provinsi Papua merupakan wilayah dengan luas areal sagu terluas mencapai 600.000 ha. Beberapa daerah seperti Maluku mempunyai areal sagu (30.000 ha), Riau (30.000 ha), Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara (33.000 ha), Lembah Mahakam, Barito dan Kalimantan Tengah (48.000 ha) Sulawesi Tenggara (13.710 ha), Sulawesi Selatan (4.000 ha) dan Kalimantan Barat (2.000 ha). Namun pemanfaatan sagu di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan Malaysia dan Thailand yang masing – masing hanya memiliki areal sagu seluas 1,5% dan 0,2%[2]. Dari luas hutan sagu tersebut, secara matematis sagu ikut menyumbang pemasukan bagi Indonesia dikisaran trilyunan rupiah. Berdasarkan hasil kajian dan pemetaan Forum Kerjasama Agribisnis, jika Indonesia mau membudidayakan sagu dan memanfaatkan pengelolaannya secara maksimal dalam memproduksi tepung sagu, maka dalam jangka waktu sekali panen, industri tepung sagu dengan kisaran harga Rp. 2.400 per kilo gramnya pun sudah mampu menyumbang pendapatan kotor dikisaran 4 trilyun rupiah.
Sagu merupakan tanaman yang asalnya asli dari Indonesia. Sagu (Metroxylon spp). Sebagai salah satu tumbuhan palem yang tumbuh di daerah tropis basah, memiliki multifungsi dalam kehidupan masyarakat. Bagian empulur dari batang sagu dapat menghasilkan atau diambil pati sebagai bahan pangan utama bagi setiap masyarakat Papua dan Maluku serta beberapa daerah lain di Indonesia bagian timur. Sagu tumbuh di daerah rawa yang berair tawar atau daerah rawa yang bergambut dan di daerah sepanjang aliran sungai, sekitar sumber air, atau di hutan rawa yang kadar garamnya tidak terlalu tinggi dan tanah mineral di rawa-rawa air tawar dengan kandungan tanah liat lebih dari 70% dan bahan organik 30%. Pertumbuhan sagu yang paling baik adalah pada tanah liat kuning coklat atau hitam dengan kadar bahan organik tinggi.
2.4. Pemanfaatan Tanaman Sagu
Akar
1.     Sebagai penata sumber air di dalam tanah sehingga terhindar dari kekeringan.
2.     Menahan banyaknya air hujan yang jatuh ke tanah dan menyebabkan banjir.
Daun
1.     Pembuatan atap rumah.
2.     Pembuatan tumang sagu
3.     Kerajinan tangan
4.     Menghasilkan lebih banyak oksigen dan menyerap lebih banyak karbondioksida yang menyebabkan efek rumah kaca.
Pelepah
1.     Pelepah yang berumur 4-5 tahun dapat digunakan sebagai keperluan bangunan seperti dinding, plavon, serta hiasan dinding
2.     Saat pelepah berusia antara 6-20 tahun dapat digunakan sebagai pembuatan lem, etanol, dan kue-kue secara tradisional.
3.     Bahan membuat rakit
4.     Bahan membuat peredam suara seperti di studio rekaman
5.     Bahan membuat kursi, meja, dan tempat tidur
6.     Bahan membuat aneka kerajinan tangan
Empulur atau bagian terdalam
1.     Dapat digunakan sebagai bahan makanan pokok bagi masyarakat
2.     Dapat digunakan sebagai bahan pangan pembuatan kue
3.     Dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak
Kulit atau Batang
1.     Keperluan bahan baku meubeul
2.     Keperluan bahan bangunan seperti dinding, flavon, dll.
3.     Batang sagu juga dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri kertas
4.     Bahan campuran kayu bakar
5.     Tempat hidup sejenis serangga yang dinamakan tempayak yang juga dikonsumsi oleh sebagian masyarakat
Umbut dan Buah
1.     Umbut dan buah sagu memiliki bentuk yang hampir serupa dengan buah salak dan rasa yang sedikit sepat. Umbut dan buah biasa dijadikan bahan konsumsi bagi sebagian masyarakat.
Ela Sagu (Ampas Sagu)
1.     Digunakan sebagai pupuk organik atau kompos
2.     Digunakan sebagai bahan makanan ternak (sapi, itik, dll)
3.     Digunakan sebagai campuran briket arang, papan partikel
4.     Bahan campuran media menanam tumbuhan seperti jamur
Manfaat Olahan Makanan dari Tanaman Sagu
1.     Memberikan efek kenyang tanpa menyebabkan kegemukan
2.     Mencegah terjadinya sembelit
3.     Mengatasi gangguan pada perut dan pencernaan seperti kembung, muntah, mencret, serta buang air besar berdarah
4.     Menurunkan resiko terkena kanker usus
5.     Kandungan fosfor pada sagu dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan gigi
6.     Memiliki indeks glikemik yang rendah. Artinya sagu dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus karena tidak cepat meningkatkan kadar gula (glukosa) dalam darah.












 

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, B. dan Philipus Pangloli.1992. Potensi dan Pemanfaatan Sagu. Kanisius: Bogor.
Harry, T. U. 2006. Pemanfaatan Gelatin Tepung Sagu (Metroxylon sago) Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia (Ultilization of Sago (Metroxylon sago). Jurnal Kehutanan, 6(2): 108-111.
Kindangen, J. G. dan I. E. Malia. 2006. Pengembangan Potensi dan Pemberdayaan Petani Sagu di Sulawasi Utara. Dalam Prosiding Seminar Sagu Nasional Sagu untuk Ketahanan Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.
Pangloli. P. dan Royaningsih. 2006. Pengaruh Substitusi Terigu Dengan Pati Sagu dalam Pembuatan Biscuits Marie dan Cracker. Dalam Prosiding Simposium Sagu. Jakarta: Budi Karya.
Pietries, D. 1996. Study Mengenai Hutan Sagu di MalukuInstitut Pertanian Bogor: Bogor.
Pranamuda, M. Y. Tokiwa dan H. Tanaka. 2006. Pemanfaatan Pati Sagu Sebagai Bahan Baku Biodegradable Plastik. Jakarta : Cipta Karya.
Samad, M. Y. 2007. Pembuatan Beras Tiruan (Artificial Rice) dengan Bahan Baku Sagu. Jakarta: Budi Karya.
Wijandi, S., Pamdji, S. Hardjo, Machmud, dan E. Gumbira. 1981. Pengembangan Pengelolaan Sagu di Sulawesi Tenggara dan Maluku. Pertanian IPB: Bogor.